NEW DELHI (REUTERS) – Polisi India menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan demonstran yang membakar kendaraan di Delhi pada Minggu (15 Desember) ketika protes terhadap undang-undang kewarganegaraan baru berlanjut untuk hari kelima berturut-turut di seluruh negeri.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan undang-undang baru itu akan menyelamatkan minoritas agama seperti Hindu dan Kristen dari penganiayaan di negara tetangga Bangladesh, Pakistan dan Afghanistan dengan menawarkan mereka jalan menuju kewarganegaraan India.
Namun para kritikus mengatakan undang-undang itu, yang tidak membuat ketentuan yang sama bagi umat Islam, melemahkan fondasi sekuler India.
Pemberlakuan undang-undang pada 11 Desember telah memicu protes di seluruh India, tetapi bagian timur negara itu, di mana kebencian terhadap imigran Bangladesh telah berlangsung selama beberapa dekade, telah menjadi salah satu yang paling terpukul. Ada demonstrasi di ibukota India sejak Jumat.
Pada hari Minggu, pengunjuk rasa di Delhi Selatan, termasuk penduduk setempat dan mahasiswa dari Universitas Jamia Milia, membakar beberapa bus, mobil, dan kendaraan roda dua.
Seorang saksi mata Reuters mengatakan polisi menggunakan tongkat dan menembakkan gas air mata pada para pengunjuk rasa untuk membubarkan mereka.
Beberapa pengunjuk rasa yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat, menurut saksi mata Reuters, tetapi polisi belum memberikan angka korban cedera.
Wakil kepala petugas pemadam kebakaran Sunil Choudhary mengatakan empat bus telah dibakar di daerah Delhi Selatan dan dua petugas pemadam kebakaran terluka.
Departemen pemadam kebakaran Delhi telah mengirim empat mobil pemadam kebakaran ke lokasi, kata wakil kepala petugas pemadam kebakaran Choudhary. “Jalan-jalan diblokir, kami tidak dapat membawa yang terluka ke rumah sakit,” katanya kepada Reuters.