Apakah APEC benar-benar penting?: Kolumnis Sin Chew Daily

Dalam artikelnya, penulis mempertanyakan pengumuman Perdana Menteri Mahathir Mohamad untuk menyerahkan tongkat estafet kepada penggantinya hanya setelah KTT APEC pada tahun 2020.

Saya tidak bermaksud mengecilkan kepentingan APEC atau keperluan Malaysia untuk menjadi tuan rumah KTT. Saya merasa bahwa kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang sederhana, tidak boros dan bebas korupsi yang akan menciptakan nilai-nilai baru bagi pengelompokan regional.

Namun demikian, saya masih merasa bahwa pertemuan puncak yang sukses tidak akan ada hubungannya dengan siapa perdana menteri.

Dari sudut pandang kebangsaan, tuan rumah KTT APEC adalah Malaysia, bukan Mahathir Mohamad.

Para pemimpin yang ingin menghadiri KTT akan tetap datang, sama ada Mahathir atau Anwar atau orang lain yang mengambil alih.

Dengan kata lain, kejayaan atau kegagalan APEC pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan Mahathir.

Mengenai sama ada APEC hanyalah satu lagi alasan bagi Mahathir untuk kekal di bawah api sedikit lebih lama, terserah anda untuk berspekulasi.

Ketika ditanya apakah dia akan mengundurkan diri Desember mendatang (setelah APEC), perdana menteri mengatakan, “Kami akan melihatnya ketika saatnya tiba.”

Atau mungkin dia ingin terlebih dahulu memeriksa apakah negara itu akan menjadi tuan rumah acara besar lainnya pada tahun 2021 atau 2022?

The Jakarta Post adalah anggota mitra media The Straits Times, Asia News Network, aliansi 24 organisasi media berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *