Beirut (AFP) – Duta Besar Iran untuk Lebanon nyaris lolos dari pemboman bunuh diri kembar di luar kedutaan yang menewaskan 23 orang, termasuk seorang ajudan dan empat penjaga, kata sumber diplomatik Iran, Rabu.
“Duta Besar Ghazanfar Rokn-Abadi sedang dalam perjalanan dengan atase kebudayaan Ibrahim Ansari untuk menemui Menteri Kebudayaan Lebanon Gaby Layyoun,” kata sumber diplomatik Iran tentang serangan Selasa.
“Atase sedang menunggu di mobil dekat pintu masuk ketika penyerang bunuh diri pertama meledakkan dirinya. Duta besar, yang akan meninggalkan gedung dalam satu menit, kembali.”
Ansari dan empat penjaga kedutaan termasuk di antara yang tewas, kata wakil menteri luar negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang tiba di Beirut pada hari Rabu.
“Di antara para martir murni yang tidak bersalah adalah empat penjaga Republik Islam Iran, seperti juga atase budaya Iran Sheikh Ibrahim Ansari dan seorang wanita Iran yang tidak bersalah,” katanya kepada wartawan.
Serangan bunuh diri kembar itu diklaim oleh kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan merupakan yang pertama dari jenisnya terhadap misi Lebanon Iran, sekutu dekat Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Iran telah memiliki misi penasihat militer di Suriah sejak 1980 dan merupakan pendukung utama kelompok militan Syiah Lebanon Hizbullah, yang telah campur tangan dalam konflik untuk mendukung pasukan Assad.
Misi Iran yang terkena pemboman hari Selasa terletak di benteng Hizbullah di Beirut selatan.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP, kepala biro politik Hizbullah Sheikh Ibrahim Amin al-Sayed mengecam pemboman itu sebagai “tindakan pengecut dan putus asa”.
Dia menantang lawan Hizbullah “untuk datang berperang di Suriah”.
Duta Besar Rusia Alexander Zaspekin menuduh bahwa pemboman itu adalah upaya untuk mentorpedo konferensi perdamaian PBB yang coba diselenggarakan bulan depan dengan dukungan Moskow dan Washington.
Mereka “menargetkan… upaya sedang dilakukan menuju solusi damai,” kata Zaspekin.