Pendukung pengkhotbah Indonesia ditolak masuk ke protes panggung S’pore di Jakarta, Medan

Singapura telah menolak masuk Abdul Somad Batubara dan enam teman perjalanannya segera setelah mereka tiba dari Batam.

Menanggapi pertanyaan media, juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mencatat dalam sebuah pernyataan demonstrasi di sekitar Kedutaan Besar Singapura di Jakarta dan Konsulat Jenderal di Medan, dan bahwa personel penegak hukum Indonesia dikerahkan untuk menjaga keselamatan dan keamanan.

“Pemerintah Singapura memantau dengan cermat situasi di misi luar negeri kami di Indonesia,” kata pernyataan itu.

“Demonstrasi diadakan sebagai tanggapan atas penolakan masuk ke Singapura dari pendakwah Indonesia Abdul Somad Batubara pada 16 Mei 2022. Kementerian Dalam Negeri Singapura telah mengeluarkan pernyataan pada 17 Mei 2022, yang menetapkan posisi Singapura dalam masalah tersebut.

“Masuknya pengunjung ke Singapura bukanlah otomatis atau hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri.

“Pemerintah Singapura mengambil pandangan serius terhadap setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan / atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasionis,” kata juru bicara MFA.

Kepala polisi Medan Valentino Alfa Tatareda mengatakan kepada The Straits Times pada hari Sabtu bahwa 900 petugas polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan selama acara tersebut. “Situasinya aman,” katanya.

Dia menambahkan bahwa perwakilan para pengunjuk rasa, bersama dengan ulama Hasan Matsum, ketua Majelis Ulama Indonesia cabang Medan, berhasil bertemu dengan Konsul Jenderal Singapura Richard Grosse di Medan, atas permintaan para demonstran.

Di Jakarta, kerumunan sekitar 50 pria dan wanita, dengan beberapa memegang spanduk, mengadakan protes di depan Kedutaan Besar Singapura di tengah hujan lebat.

Salah satu spanduk mereka bertuliskan: “Hentikan Islamofobia. Singapura meminta maaf dalam waktu 2×24 jam kepada masyarakat Indonesia. Jangan melecehkan ulama kami.” Ulama mengacu pada seorangcendekiawan Muslim.

Komandan polisi Agung Permana, kepala kantor polisi sub-kantor polisi Setiabudi, mengatakan pada hari Jumat bahwa penyelenggara, Persatuan Islam untuk Pertahanan Ideologi (Perisai) mendapat persetujuan polisi untuk mengadakan protes sebelum acara.

Antara 50 dan 100 petugas polisi dikerahkan untuk menjaga protes, tambahnya.

“Tidak ada pengalihan lalu lintas karena tidak banyak pengunjuk rasa,” katanya seperti dikutip oleh Kompas.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *